Wednesday, November 20, 2013

Filled Under:

Mengapa AL-QUR`AN Di Mulai Dari AL- Fatihah Dan Di Akhiri Surah AN-Naas .(menjawab tantangan kafirun !!)

Al-Quran adalah firman Allah swt berbahasa Arab, diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril. Harus dibaca menurut adanya, dan mukjizat bagi kerasulan Rasulullah saw.

Ayat ayatnya diturunkan secara berangsur-angsur, namun bentuk akhirnya ialah seperti yang kita lihat sekarang ini, yaitu dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. Penempatan ayat dan surat-suratnya adalah sesuai dengan petunjuk Jibril sendiri yang selalu mengontrol hafalan Rasulullah pada tiap bulan Ramadhan. Malah pada Ramadhan terakhir dari kehidupan Nabi, Jibril mengontrol hafalan beliau sampai dua kali.


Jadi, Alquran bukanlah buku roman atau tulisan di koran yang dengan mudah dapat saja diputar-balik atau pun di “tuka take”. Kita yakin, buku biasa ataupun tulisan koran pun kalau dibolak-balik akan mengubah arti dari maksudnya semula. Boleh jadi artinya akan bertolak belakang. Konon pula kalam Allah swt Yang Mahasuci.

Seruan untuk mengulang susun seperti yang ditanyakan, kita yakin berasal dari orientalis yang sejak dari tahun 1143 M terus menerus memikirkan cara terbaik untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya. Penelitian-ke penelitian mereka lakukan, akhirnya sampai kepada kesimpulan bahwa umat Islam tetap teguh dan selamanya mereka akan berpegang pada Alquran.

Alquran pun tidak mungkin diubah-ubah. Tapi, katanya, “kita akan mampu menyalah-nyalahi pengertian Alquran. Kita akan mampu menjauhkan mereka dari as-Sunnah dan akan mampu pula mengajak mereka untuk memutarbalikkan letak ayat ataupun suratnya”. Untuk itu dengan gigih mereka berusaha keras. Yang paling aktif dalam usaha antara lain, A.J Albarry, Alfred Goom, Carra da Vaux, Goldziher, S. Zweimar, Hitti, Wansirok, Massignon, Me. Donald, Maraoliouth, Nicholson, Henry Lammons, J. Schact, Noldaka, Casanova dan lain-lain.

Akhirnya pada tahun 1925 melalui Kongres Besar, Orientalis merumuskan garis garis besar program yang antara lain disebutkan: Kita mendorong umat Islam untuk menyusun kembali Alquran secara periodik penurunan, bukan lagi seperti susunan yang ada sekarang. (cf. Muslim Ibrahim, Orientalis dan Islam hal. 30 – 48).

Tidak cukup dengan anjuran, pada tahun 1689, Maracci, menterjemahkan Alquran ke dalam bahasa latin. Dalam muqaddimah terjemahan itu diutarakan bantahannya yang cukup tegas terhadap kebenaran Alquran. Kemudian muridnya, J.M Rodwell melanjutkan usaha penyusunan Alquran menurut urutan penurunannya. Dalam susunan yang resmi pada tahun 1881 ini, nampak jelas pemutarbalikkan ayat-ayat, sehingga pengertiannya menjadi tidak utuh lagi.

Dengan dalih metodologi yang tak berisi itu, pendeta Kristen ini telah berhasil memberikan gambaran jelek terhadap Alquran kepada khalayak Barat, berikut dengan kekejaman dan kedhaliman ajaran Islam. (cf. Ar-Raadhy, al-Istisyraaq Wal Mustasyriquun, hal 173, bandingkan dengan Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahannya, hat 35-36).

Jadi masalah ini, sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Sponsornya pun bukan orang tidak kita kenal. Mereka adalah para orientalis ekstrim yang Allah swt sendiri telah membayangkan kepada kita melalui ayat 120 surat al Baqarah: “Lantardhaa’ankal Yahudu walan Nashaara Hatta Tattabi’a Milatuhum…”

Yang kita sesalkan hanyalah, kok ada di antara kita orang bermati-matian “menari” mengikuti “gendang” mereka. Bangga dengan pakaian yang kafirpun terkadang malu memakainya. Mereka sreg dengan menayang atau menyaksikan film-film yang “jin afret” pun hanya melihat menjelang acara telanjang, seperti film See of Love banyak juga beredar di toko-toko CD murahan.

Kita akan lebih kesal lagi, tatkala kita tahu, yang “ menari” itu adalah orang pintar yang memiliki segudang gelar. Mustahil mereka tidak mengetahui bahwa penyusunan Alquran adalah “tauqiifi”. Bila direvisi susunannya, pengertiannya akan terputus, pemahamannya akan terpotong-potong, tersendat di tengah jalan, ibarat aliran listrik yang tidak bersambung. Akibatnya kegelapanlah yang akan timbul dan kakacauanpun akan terjelma. Maka tercapailah sudah maksud al-Kaafiruun itu.

Pada pertengahan abad yang lalu usaha seperti ini pernah juga muncul di Beirut (Lebanon). Namun karena tantangan dahsyat dari ulama, sarjana, cendikiawan dan organisasi beberapa negara yang umatnya beragama Islam, usaha itu menjadi mati sebelum tumbuh. Akan tetapi setan tidak pernah mati sebelum kiamat.

Maka akhir-akhir ini muncul pula “gendang” lama itu dengan irama dan pakaian baru, mungkin bersemboyankan modern, rasional, liberal, metodologis, ataupun dengan alasan-alasan lain yang membuat orang Islam terhanyut dibawa arus orientalisme. “Nggak usah yaa !… Kita ber”haqqul yaqiin” dengan “Innasyaithaana lakum `aduwwum mubiin “.

Kita iman benar bahwa penafsir Alquran yang pertama dan utama adalah Rasulullah saw dengan hadits Qauly, Fi’ly dan Taqrirynya. Berdasarkan as-Sunnah, diketahui rahasia perurutan ayat dan surat Alquran, sebagaimana yang diuraikan As-Sayuuthy dalam Asraarut Tikraari Fit Quran.

untuk lebih jelasnya..perhatikan uraianku berikut ini

Perlu diketahui bahwa jauh sebelum awal mula diturunkan dari langit, Al-Quran Al-Kariem sudah ada di langit. Bahkan Al-Quran Al-Kariem sudah ada jauh sebelumnya lagi. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa paling tidak Al-Quran Al-Kariem mengalami dua kali masa penurunan. Awalnya adalah turunnya Qur'an sekaligus di Baitul 'Izzah di langit dunia agar para malaikat menghormati kebesarannya. Kemudian sesudah itu Qur'an diturunkan kepada rasul kita Muhammad SAW secara bertahap selama dua puluh tiga tahun. Penurunan yang kedua ini sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian sejak dia diutus sampai wafatnya.

Susunan Al-Quran yang ada sekarang ini sesuai dengan susunannya sebelum diturunkan ke muka bumi. Dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas. Sedangkan mengapa ketika diturunkan ke muka bumi ini tidak urut, tentu ada banyak hikmah di balik semua itu. Tapi yang jelas, setiap kali ada ayat yang turun, Jibril memberitahukan posisi ayat tersebut dalam susunan aslinya. Dan Rasulullah SAW kemudian menjelaskan di manakah sebuah ayat harus diletakkan. Sehingga ketika semua ayat sudah turun, sama sekali tidak ada perbedaan antara susunannya di langit dengan yang ada di dunia.

Aku  akan sebutkan hikmah di balik peristiwa turunnya ayat Al-Quran secara berangsur-angsur dan tidak sesuai dengan urutannya. Antara lain :

1. Untuk Menguatkan atau Meneguhkan Hati Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW telah menyampaikan dakwahnya kepada menusia, tetapi ia menhgadapi sikap mereka yang membangkang dan watak yang begitu keras. Ia ditantang oleh orang-orang yang berhati batu, berperangai kasar dan keras kepala. Mereka senantiasa melemparkan berbagai macam gangguan dan ancaman kepada Rasul. Pada dengan hati tulus ia ingin menyampaikan segala yang baik kepada mereka, sehingga dalam hal ini Allah mengatakan:

"Maka barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini." (al-Kahfi: 6).

Wahyu turun kepada Rasulullah SAW dari waktu kewaktu sehingga dapat meneguhkan hatinya atas dasar kebenaran dan memperkuat kemauannya untuk tetap melangkahkan kaki dijalan dakwah tanpa menghiraukan perlakuan jahil yang dihadapinya dari masyarakatnya sendiri, karena yang demikian itu hanyalah kabut dimusim panas yang segera akan berakhir.

2. Untuk Menjadi Tantangan kepada Orang Kafir Sekaligus sebagai Mukjizat.

Orang-orang musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan kesombongan hingga melampaui batas. Mereka sering mangajukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menentang. Untuk menguji kenabian Rasulullah. Mereka juga sering menyampaikan kepadanya hal-hal batil yang tak masuk akal, seperti menanyakan tentang hari kiamat:

Mereka menanyakan kepadamu tentang hari kiamat. (al-Araf: 187).

Dan minta disegerakannya azab:

Dan mereka itu meminta kepadamu untuk disegerakan azab. (al-Hajj: 47).

Maka turunlah Qur'an dengan ayat yang menjelaskan kepada mereka segi kebenaran dan memberikan jawaban yang amat jelas atas pertanyaan mereka, misalnya firman Allah:

Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya, yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak suatu kemanfaatanpun dan tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak membangkitkan. (al-Furqan: 3).

Maksud ayat tersebut ialah "Setiap mereka datang kepadamu dengan pertanyaan yang aneh-aneh dari sekian pertanyaan yang sia-sia, Kami datangkan padamu jawaban yang benar dan sesuatu yang lebih baik maknanya dari semua pertanyaan-pertanyaan yang hanya merupakan contoh kesia-siaan saja."

Di saat mereka keheran-heranan dengan turunnya Qur'an secara berangsur, maka Allah menjelaskan kepada mereka dengan Qur'an yang diturunkan secara berangsur sedangkan mereka tidak sanggup untuk membuat yang serupa dengannya. Akan lebih melihatkan kemukjizatannya dan lebih efektif pembuktiannya dari pada kalau Quran diturunkan sekaligus lalu mereka diminta membuat yang serupa dengannya.
Oleh sebab itu ayat diatas datang sesudah pertanyaan mereka. Mengapa Qur`an itu tidak diturunkan kepaanya sekali turun saja? Maksudnya ialah: Setiap mereka datang keadamu dengan membawa sesuatu yang ganjil yang mereka minta seperti turunnya Al-Quran Al-Karim sekaligus, Kami berikan kepadamu menurut kebijaksanaan Kami membenarkanmu dan apa yag lebih jelas maknanya dalam melemahkan mereka, yaitu dengan turunnya Al-Quran Al-Karim secara berangsur.

Hikmah yang demikian juga telah diisyaratkan oleh keterangan yang terdapat dlam beberapa riwayat dalam hadis Ibn Abbas mengenai turunnya Qur`an : `Apabila orang-orang musyrik mengadakan sesuatu, maka Allah pun mengadakan jawabannya atas mereka.`

3. Untuk Mempermudah Hafalan dan Pemahamannya.

Al-Quran Al-Karim turun ditengah-tengah umat yang ummi, yang tidak pandai membaca dan menulis, catatan mereka adalah daya hafalan dan daya ingatan. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara penulisan dan pembukuan yang dapat memungkinkan mereka menuliskan dan membukukannya, kemudian menghafal an memahaminya.

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata (al-Jumuah: 2)

4. Kesesuaian dengan Peristiwa-peristiwa Pentahapan dalam Penetapan Hukum.

Manusia tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama yang baru ini seandainya Al-Quran Al-Karim tidak menghadapi mereka dengan cara yang bijaksanadan memberikan kepada mereka beberapa obat penawar yang ampuh yang dapat menyembuhkan mereka dari kerusakan dan kerendahan martabat. Setiap kali terjadi suatu peristiwa, diantara mereka, maka turunlah hukum mengenai peristiwa itu yang menjelaskan statusnya dan penunjuk serta meletakkan dasar-dasar perundang-undangan bagi mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi, satu demi satu. Dan cara ini menjadi obat bagi hati mereka.

Pada mulanya Quran meletakkan dasar-dasar keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-nya, dan hari kiamat, serta apa yang ada dalam hari kiamat itu. Seperti kebangkitan, hisab, balasan, surga dan neraka. Untuk itu,Al-Quran Al-Karim menegakkan bukti-bukti dan alasaan sehingga kepercayaan kepada berhala tercabut dari jiwa orang-orang musyrik dan tumbuh sebagai gantinya akidah Islam.

Al-Quran Al-Karim mengajarkan ahlak mulia yang dapat membersihkan jiwa dan meluruskan kebengkokannya dan mencegah perbuatan yang keji dan munkar. Sehingga dapat terikikir habis akar kejahatan dan keburukan. Ia menjelaskan kaidah-kaidah halal dan haram yang menjadi dasar agama dan menancapkan tiang-tiangnya dalam hal makanan, minuman, harta benda, kehormatan dan nyawa.

Kemudian penetapan hukum bagi umat ini meningkat kepada penanganan penyakit-penyakit sosial yang mudah mendarah daging dalam jiwa mereka sesudah digariskan kepada mereka kewajiban-kewajiban agama dan rukun-rukun Islam yang menjadikan hati mereka penuh dengan iman, ikhlas kepada Allah dan hanya meyembah kepada-Nya serta tidak menyekutukan-Nya.

5. Bukti yang Pasti Bahwa Al-Quran Al-Karim Diturunkan dari sisi Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.

Al-Qur`an yang turun secara berangsur kepada Rasulullah SAW dalam waktu lebih dari dua puluh tahun ini ayat-ayatnya turun dalam selang waktu tertentu, dan selama ini orang membacanya dan mengkajinya surah demi surah. Ketika ia melihat rangkaiannya begitu padat, tersusun cermat sekali dengan makna yang saling bertaut, dengan gaya yang begitu kuat, serta ayat demi ayat dan surah demi surah saling terjalin bagaikkan untaian mutiara yang indah yang belum ada bandigannya dalam perkataan manusia:

Alif laam raa, suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, (Hud: 1).

Seandainya Qur`an ini perkataan manusia yang disampaikan dalam berbagai situasi, peristiwa dan kejadian, tentulah didalamnya terjadi ketidak serasian dan saling bertentangan satu dengan yang lainnya, serta sulit terjadi keseimbangan.

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur`an? Kalau kiranya Al Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.` (an-Nisa': 82).

Hadis-hadis Rasulullah SAW sendiri yang merupakan puncak kefasihan yang paling bersastra sesudah Quran tidaklah tersusun dalam sebuah buku dengan ungkapan yang lancar serta satu dengan yang lain saling berkait dalam satu kesatuan dan ikatan seperti halnya Al-Quran Al-Karim atau dalam bentuk susunan yang serasi dan harmoni yang mendekatinya sekalipun, apalagi ucapandan perkataan manusia lainnya.

Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur`an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain." (al-Isra: 80)

Alquran itu sempurna.jika ada yg tanya mengapa surat yg dimulai dgn AL FATIHAH dan diakhiri surat AN-NAAS..adlh pertanyaan yg berasal dari kaum anti islam dan pd akhirnya terpengaruh juga oleh umat muslim.padahal itu itu utk membuat muslim ragu dan berfikir seharusnya sempurna begini begitu agar quran sempurna.sbg muslim cukuplah kita berfikir.tidak ada yg lebih baik..dari apa yg telah dilakukan..sejak awal penyusunan..di banding kitab lain..semisal inji.yg justru amburadul.


Wallahu `Alam

0 comments:

Post a Comment


Get this widget here
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright @ 2013 UNTUK SEMUA.